Januari 2024 menjadi bulan yang penuh gejolak bagi para guru di seluruh Indonesia, termasuk di Sampang. Kemunculan terobosan baru dari Kemendikbudristek, yaitu penilaian e-kinerja melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), membawa angin segar sekaligus kebingungan.
PMM, yang sebelumnya dikenal sebagai portal belajar mandiri untuk kurikulum merdeka, kini merambah ke ranah penilaian kinerja. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan: apakah ini langkah maju atau mundur bagi para guru?
Sebagai seorang guru, saya pribadi menyambut baik inovasi ini. Penilaian e-kinerja melalui PMM menjanjikan proses yang lebih sederhana dan tepat sasaran. Berbeda dengan sistem sebelumnya yang rumit dan memakan waktu, PMM menawarkan solusi digital yang lebih praktis.
Sebelumnya, proses penilaian kinerja terbilang rumit. Guru harus membuat SKP, mengisi lembar observasi berlembar-lembar dengan tulisan tangan, mengumpulkan bukti kerja, dan melalui proses penilaian DP3. Ironisnya, seringkali SKP dan lembar penilaian dibuat sendiri oleh guru (bahkan dibantu siswa) di akhir tahun, tanpa tindak lanjut yang jelas. Berkas-berkas tersebut terkesan sia-sia dan tidak memberikan dampak pada pengembangan diri guru.
PMM hadir sebagai solusi. Platform ini memungkinkan penilaian kinerja dilakukan secara online, dengan sistem yang terintegrasi dan mudah digunakan. Guru dapat mengakses instrumen penilaian, melakukan refleksi diri, dan mendapatkan umpan balik secara real-time. Hal ini mendorong akuntabilitas dan transparansi dalam proses penilaian.
Meskipun demikian, beberapa guru masih ragu dengan efektivitas PMM. Kekhawatiran terkait akses internet, literasi digital, dan kesiapan platform menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Bahkan sekarang banyak guru yang seolah berburu sertifikat demi memenuhi target skor pengembangan diri yang ditetapkan di PMM hingga melupakan esensi sebenarnya bahwa pengembangan kompetensi guru dilakukan untuk kepentingan siswa
Terlepas dari pro dan kontra, menurut saya PMM merupakan langkah maju dalam upaya Kemendikbudristek untuk meningkatkan kualitas guru. Dengan implementasi yang tepat dan pendampingan yang optimal, PMM dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong kinerja dan pengembangan profesional guru di Indonesia.
Namun ini hanya pendapat pribadi, mau setuju atau tidak ya gak papa
Keren banget postingannya pak guru, sy juga mendukung langkah ini, semoga terus maju dunia pendidikan Indonesia
BalasHapusWoww.....betul kl dikatakan berburu sertifikat, karena termasuk saya hehe🤭
BalasHapusMantaap.....betul apa yang di katakan Pak Jenggot🤭🙏 kadang sampai tidak tidur berburu sertifikat untuk memenuhi target
BalasHapusGak perlu seperti itu.. santai saja 😁
Hapus