Bulan ini, sekolah kami kedatangan tamu istimewa — sebuah perangkat canggih dari pemerintah bernama IFP (Interactive Flat Panel).
Sekilas bentuknya mirip televisi raksasa layar sentuh. Tapi begitu dinyalakan, wah… tampilannya keren sekali! Bisa menulis, menggambar, memutar video, bahkan menjalankan aplikasi pembelajaran interaktif. Pokoknya, alat ini seperti perpaduan antara papan tulis, laptop, dan proyektor — semua dalam satu layar besar.
Jujur, saya langsung terpukau.
Akhirnya sekolah kami punya fasilitas secanggih ini!
Tapi begitu semangat itu reda sedikit, muncul satu pertanyaan besar:
“Terus… cara pakainya gimana?” 😅
Ya, masalah klasik setiap ada teknologi baru di sekolah: alatnya datang dulu, ilmunya nanti.
Belum ada satu pun guru yang benar-benar tahu cara mengoperasikan IFP. Bahkan menyalakannya saja sempat bikin bingung — kabel mana yang harus disambungkan, tombol mana yang harus ditekan.
Tapi kami tidak mau menyerah.
Saya bersama kepala sekolah akhirnya sepakat untuk belajar secara otodidak.
Modalnya? YouTube dan niat yang kuat.
Kami menonton video demi video tutorial, mencoba satu per satu fitur, dan kadang harus menertawakan diri sendiri ketika layar tiba-tiba “macet” karena salah sentuh. 😄
Meskipun agak kikuk di awal, saya mulai bisa membayangkan banyak hal menarik.
Saya langsung terpikir untuk membuat media pembelajaran interaktif yang bisa memanfaatkan fitur sentuh, gambar, dan video di IFP ini.
Anak-anak pasti akan lebih semangat belajar kalau bisa langsung berinteraksi dengan layar, menggambar diagram, atau menjawab soal kuis secara langsung.
Bagi saya, IFP bukan sekadar alat canggih — tapi simbol perubahan.
Teknologi ini menantang guru untuk terus belajar dan beradaptasi, agar pembelajaran di kelas semakin hidup dan relevan dengan zaman.
Jadi, meskipun masih dalam tahap belajar sambil mencoba, saya yakin kehadiran IFP akan membawa warna baru bagi pembelajaran di sekolah kami.
Yang penting, jangan takut mencoba. Karena setiap sentuhan di layar itu bukan sekadar klik, tapi langkah kecil menuju pendidikan yang lebih maju.

