Jumat, 27 Januari 2023

MGMP IPA BULAN JANUARI 2023

MGMP IPA BULAN JANUARI 2023

Pada hari kamis tanggal 26 Januari 2023 saya mengikuti  kegiatan MGMP IPA Kab. Sampang. Ini adalah kegiatan rutin yang dijadwalkan setiap bulan satu kali pertemuan dan membahas segala yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar maupun hal-hal lain diluar kegiatan belajar mengajar namun masih berhubungan dengan mata pelajaran IPA.

MGMP IPA Pada tgl 26 Januari 2023 ini membahas tentang 2 hal yaitu :

  1. Pembahasan Program Kerja MGMP IPA Semester Genap 2022 / 2023 Yang disampaikan Oleh Pengurus MGMP IPA Kab. Sampang  yaitu Budi Astomo, S.Pd selaku ketua MGMP IPA Kab. Sampang dan Achsin Bawono Y, S.Si (Penulis) Selaku Sekretaris MGMP IPA Kab. Sampang. Dan Program kerja yang disepakati adalah seperti yang ada DISINI
  2. Pembahasan tentang Budaya Positif di Sekolah. Materi ini disampaikan oleh 3 Guru yang menjadi Calon Guru Penggerak Angkatan 6 dari kabupaten Sampang yaitu Ida Kurniati, S.Si, Anis Noor Aini, S.Pd dan Sayu Wiwit Annur, S.Pd. Materi yang disampaikan dapat dilihat DISINI
Acara ini juga ditandai dengan pembacaan doa bersama untuk Alm. Moh Wali Syaifullah, M.Pd Guru IPA SMPN 4 Omben yang meninggal dunia 2 minggu sebelumnya. Beliau adalah salah satu pengurus MGMP IPA Kab. Sampang

Contoh Laporan Pengembangan Diri Dapat dilihat pada DISINI 



Selasa, 17 Januari 2023

IKUT DIKLAT MEMBUAT KARYA INOVATIF

Pada tanggal 15- 17 Januari 2023 Saya mengikuti Diklat berjudul "Kiat Sukses Membuat Karya Inovatif untuk Kenaikan Pangkat di Era Kurikulum Merdeka" yang dilaksanakan secara daring dan diselenggarakan oleh platform GuruJuara.com. 

Alasan saya mengikuti diklat ini tentunya saya ingin membuat karya-karya inovatif di bidang pendidikan yang nantinya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas saya dan syukur-syukur bisa saya gunakan untuk naik pangkat 😁

Laporan saya setelah mengikuti kegiatan ini dapat dilihat ditautan berikut 


Kamis, 12 Januari 2023

"Pembelajaran Interaktif Menggunakan Canva dan Quizizz di Tahun Ajar 2023"

Pada hari Senin-Rabu, 09- 11 Januari 2023 Saya mengikuti Diklat berjudul "Pembelajaran Interaktif Menggunakan Canva dan Quizizz di Tahun Ajar 2023" yang dilaksanakan secara daring dan diselenggarakan oleh platform GuruJuara.com. 

Laporan mengikuti kegiatan ini beserta laporan pengembangan diri nya dapat dilihat pada tautan berikut



Minggu, 01 Januari 2023

Memahami Capaian Pembelajaran Mapel IPA


Mulai Tahun Ajaran 2022/2023 Pemerintah melalui mas menteri Nadiem Makarim telah resmi menerapkan Kurikulum Merdeka. Dan kebetulan di sekolah saya yaitu SMPN 3 Jrengik Kab. Sampang memberanikan diri untuk memilih opsi Merdeka Berubah, yang artinya sekolah kami sudah harus mulai belajar tentang kurikulum merdeka beserta tetek bengeknya.

Salah satu Hal yang yang berbeda pada kurikulum merdeka adalah adanya istilah CP, TP dan ATP. Tulisan berseri ini bermaksud membahas tentang CP, TP dan ATP tersebut terutama pada mata pelajaran yang saya ampu yaitu IPA.

Selamat membaca ...

Pengertian Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai murid pada setiap fase perkembangan, yang dimulai dari fase Fondasi pada PAUD. Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.

Seperti di kutip pada Buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kekhasan CP sebelum memahami isi dari capaian untuk setiap mata pelajaran. 

  • Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai ditulis dalam paragraf yang memadukan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk belajar. Sementara karakter dan kompetensi umum yang ingin dikembangkan dinyatakan dalam profil pelajar Pancasila secara terpisah. Dengan dirangkaikan sebagai paragraf, ilmu pengetahuan yang dipelajari peserta didik menjadi suatu rangkaian yang berkaitan. 
  • CP dirancang dengan banyak merujuk kepada teori belajar Konstruktivisme dan pengembangan kurikulum dengan pendekatan “Understanding by Design” (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins & Tighe (2005). Dalam kerangka teori ini, “memahami” merupakan kemampuan yang dibangun melalui proses dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat menjelaskan, menginterpretasi dan mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas suatu fenomena. Dengan demikian, pemahaman bukanlah suatu proses kognitif yang sederhana atau proses berpikir tingkat rendah. 
  • Memang apabila merujuk pada Taksonomi Bloom, pemahaman dianggap sebagai proses berpikir tahap yang rendah (C2). Namun demikian, konteks Taksonomi Bloom sebenarnya digunakan untuk perancangan pembelajaran dan asesmen kelas yang lebih operasional, bukan untuk CP yang lebih abstrak dan umum. Taksonomi Bloom lebih sesuai digunakan untuk menurunkan / menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran yang lebih konkret. 
  • Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan, karakteristik, dan capaian per fase. Rasional menjelaskan alasan pentingnya mempelajari mata pelajaran tersebut serta kaitannya dengan profil pelajar Pancasila. Tujuan menjelaskan kemampuan atau kompetensi yang dituju setelah peserta didik mempelajari mata pelajaran tersebut secara keseluruhan. Karakteristik menjelaskan apa yang dipelajari dalam mata pelajaran tersebut, elemen-elemen atau domain (strands) yang membentuk mata pelajaran dan berkembang dari fase ke fase.


Sebelum Membahas Capaian Pembelajaran Mapel IPA Perlu diketahui dahulu tentang rasional, tujuan dan karakteristik mapel IPA

Seperti dikutip dalam laman platform merdeka mengajar dijelaskan sebagai berikut :

Rasional

Tantangan yang dihadapi umat manusia di alam semesta kian bertambah dari waktu ke waktu. Permasalahan yang dihadapi saat ini tidak lagi sama dengan permasalahan yang dihadapi satu dekade atau bahkan satu abad yang lalu. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus dikembangkan untuk menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, pola pendidikan ilmu pengetahuan alam perlu disesuaikan agar kelak generasi muda dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan-tantangan yang dihadapi di masa yang akan datang. Profil pelajar Pancasila, yang diharapkan dimiliki pada setiap peserta didik Indonesia, perlu diperkuat melalui pendidikan IPA. 

Ilmu pengetahuan alam atau sains diartikan sebagai pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016). Ilmu pengetahuan alam adalah aktivitas intelektual dan praktis yang di dalamnya meliputi studi sistematis tentang struktur dan perilaku alam semesta melalui kerja ilmiah. Aktivitas ini memberi  pengalaman belajar untuk memahami cara kerja alam semesta melalui pendekatan- pendekatan empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. Pemahaman ini dapat  mendorong peserta didik untuk memecahkan berbagai permasalahan sains yang pada akhirnya terkait dengan sosial, ekonomi, dan kemanusiaan. Hasil karya peserta didik akan memberi dampak positif langsung pada lingkungannya. 

Ilmu pengetahuan alam (IPA) berperan sangat besar dalam kehidupan peserta didik sehingga mereka dapat menjaga keselamatan diri, orang lain, dan alam, mencari potensi-potensi yang terpendam dari alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan serta membantu manusia mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah. Di jenjang SMP/MTs/Program Paket B, ilmu pengetahuan alam menjadi satu mata pelajaran tersendiri agar peserta didik memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mempelajari topik-topik dalam bidang keilmuan fisika, kimia, biologi, serta bumi dan antariksa. 

Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPA akan melatih sikap ilmiah diharapkan akan melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta didik. Sikap ilmiah tersebut antara lain keingintahuan yang tinggi, berpikir kritis, analitis, terbuka, jujur, bertanggungjawab, objektif, tidak mudah putus asa, tekun, solutif, sistematis, dan mampu mengambil kesimpulan yang tepat. Pencapaian pembelajaran IPA diukur dari seberapa kompeten peserta didik dalam menggunakan pemahaman sains dan keterampilan proses (inkuiri; yakni mengamati, mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, memilih dan mengelola informasi, merencanakan dan melaksanakan kegiatan aksi serta melakukan refleksi diri), serta mempunyai sikap dan perilaku sehingga peserta didik dapat berkontribusi positif terhadap pengembangan dan kelestarian lingkungannya. 

Tujuan Belajar

Pelajaran IPA merupakan sarana yang strategis dalam mengembangkan profil pelajar Pancasila. Dalam kegiatan pembelajaran IPA, peserta didik akan mempelajari alam semesta ciptaan Tuhan serta berbagai tantangan yang ada didalamnya. Proses ini merupakan media Pembelajaran yang sangat strategis dalam membangun iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berdampak pada sikap berakhlak mulia. 

Melalui proses saintifik maka diharapkan kemampuan peserta didik untuk bernalar kritis agar mampu memproses dan mengelola informasi baik kualitatif maupun kuantitatif secara objektif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, melakukan analisa, evaluasi, menarik kesimpulan dan menerapkan hal yang dipelajari dalam situasi baru. 

Mata pelajaran IPA diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik untuk mandiri dan mampu berkolaborasi dengan orang lain. Selain itu peserta didik dapat menggali potensi yang dimiliki Indonesia, mengidentifikasi masalah yang ada di sekitarnya dalam perspektif global. 

Dengan mempelajari IPA secara terpadu, peserta didik mengembangkan dirinya sesuai dengan profil pelajar Pancasila dan dapat: 

  1. Mengembangkan ketertarikan dan rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpacu untuk mengkaji fenomena yang ada di sekitar manusia, memahami bagaimana sistem alam semesta bekerja dan memberikan dampak timbal-balik bagi kehidupan manusia; 
  2. Berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam, mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan bijak; 
  3. Mengembangkan keterampilan proses inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan hingga menyelesaikan masalah melalui aksi nyata; 
  4. Memahami persyaratan-persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk menjadi anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa serta memahami arti menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia, sehingga dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan dirinya dan lingkungan di sekitarnya; dan 
  5. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep di dalam IPA serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Karakteristik Mata Pelajaran IPA

Ilmu pengetahuan (sains) merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang dunia fisik serta fenomena terkait yang memerlukan observasi tanpa bias serta eksperimentasi yang sistematis (Gregersen, 2020). Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Apa yang diketahui sebagai sebuah kebenaran ilmiah pada masa lampau mungkin mengalami pergeseran pada masa kini ataupun masa depan. Jadi, ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan perlu terus dikembangkan untuk mengungkap kebenaran dan memanfaatkannya untuk kehidupan. 

Pendidikan IPA secara terpadu berfokus pada kompetensi penerapan kaidah penelitian ilmiah dalam proses belajar. Dengan demikian, diharapkan setelah menguasai IPA, peserta didik memiliki landasan berpikir dan bertindak yang kokoh yang didasarkan atas pemahaman kaidah penelitian ilmiah. 

Dalam pengajaran sains, terdapat dua pendekatan pedagogis: pendekatan deduktif dan induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan deduktif adalah menyajikan suatu konsep dengan logika terkait dan memberikan contoh penerapannya. Peserta didik diposisikan sebagai pembelajar pasif, yaitu hanya menerima materi. Sebaliknya, pendekatan proses inkuiri (yang merupakan pendekatan induktif), peserta didik diberikan kesempatan yang luas untuk melakukan observasi, melakukan eksperimen dan dibimbing oleh guru untuk membangun konsep berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya (Rocard, et.al., 2007). 

Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari. Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa. 

Capaian Pembelajaran IPA Sesuai dikutip dari laman merdeka mengajar dijelaskan sebagai berikut :

Capaian Umum

Berbekal capaian pembelajaran yang telah diperoleh di fase sebelumnya, peserta didik mendeskripsikan bagaimana hukum-hukum alam terjadi pada skala mikro hingga skala makro dan membentuk sistem yang saling bergantung satu sama lain.  Pada fase ini, peserta didik mengimplementasikan pemahaman terhadap konsep- konsep yang telah dipelajari untuk membuat keputusan serta menyelesaikan  permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 

Capaian per Elemen

Pemahaman IPA

Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan perubahan fisik dan kimia serta memisahkan campuran sederhana. 

Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan serta melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem reproduksi). Peserta didik mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, serta dapat merancang upaya-upaya mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan iklim. Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari. 

Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan konsep usaha dan energi, mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor. 

Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana. Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan cahaya termasuk alat- alat optik sederhana yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami gejala kemagnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 

Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya tentang posisi relatif bumi-bulan-matahari dalam sistem tata surya dan memahami struktur lapisan bumi untuk menjelaskan fenomena alam yang terjadi dalam rangka mitigasi bencana. 

Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta menggunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan pH nya). Dengan pemahaman ini peserta didik mengenali sifat fisika dan kimia tanah serta hubungannya dengan organisme serta pelestarian lingkungan. 

Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang benar untuk menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan dirinya dan lingkungan. 

Keterampilan proses

1. Mengamati 

Menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari objek yang diamati. 

2. Mempertanyakan dan memprediksi 

Secara mandiri, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah. 

3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan  

Peserta didik merencanakan dan melakukan langkah- langkah operasional berdasarkan referensi yang benar  untuk menjawab pertanyaan. Dalam penyelidikan, peserta didik menggunakan berbagai jenis variabel untuk membuktikan prediksi.

4. Memproses, menganalisis data dan informasi Menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan model serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital. Mengumpulkan data dari penyelidikan yang dilakukannya, menggunakan data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains untuk mengidentifikasi hubungan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah. 

5. Mengevaluasi dan refleksi 

Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan dan efeknya pada data. Menunjukkan permasalahan pada metodologi.

6. Mengomunikasikan hasil 

Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang sesuai konteks penyelidikan. Menunjukkan pola berpikir sistematis sesuai format yang ditentukan. 

Capaian pembelajaran Mapel IPA Dapat di Download DISINI 

Sedangkan Capaian Pembelajaran semua mapel dapat di downlod DISINI 

Membenahi Laboratorium Prioritas Saya tahun ini

Tahun 2023 ini salah satu resolusi saya adalah membenahi Laboratorium IPA di sekolah saya yaitu SMPN 3 Jrengik. Hal ini saya lakukan karena baru tahun ini lab "terbebas" dari "tugas" menjadi kelas. Setelah kelas diperbaiki dan siswa kembali melaksanakan pembelajaran di kelas sebenarnya maka lab harus dioptimalkan kembali. 
Namun kendala yang harus saya dihadapi adalah rusaknya alat-alat terutama charta karena dibabat rayap yang tidak berpendidikan. memang selama masa pandemi laboratorium IPA jarang dibuka dan dibersihkan sehingga rayap pun merajalela. Namun saya bertekat mulai 2023 dan seterusnya Laboratorium IPA SMPN 3 Jrengik akan berjalan sesuai fungsinya