Selasa, 10 Agustus 2021

MEMOAR

 

Berdamai dengan takdir

 

Menjadi seorang guru merupakan profesi yang sama sekali tidak terpikirkan dalam kehidupan saya, bahkan Ketika lulus kuliah tahun 2004 saya sempat berucap bahwa saya sudah Lelah ada di lingkungan sekolah dan tidak mau kembali ke sekolah. Hingga sebuah moment yang ternyata merupakan takdir Allah merubah semuanya. Saya mencoba menuangkannya dalam kisah berikut

Saya adalah lulusan fisika-MIPA dari ITS Surabaya. Saya menghabiskan masa SD sampai SMA di sebuah kota kecil di jawa tengah bernama Cepu yang terletak di berbatasan jawa tengah – jawa timur. Di masa sekolah sebenarnya prestasi saya saya tidak terlalu menonjol. Saya juga cenderung pendiam dan tidak terlalu suka keramaian, sehingga kurang dikenal dikalangan guru dan teman. Sama seperti siswa pada umumnya saya tidak begitu suka pelajaran menghitung yang tentunya salah satunya adalah mata pelajaran fisika. Hingga akhirnya saat SMA saya diajar oleh “guru yang pas” yang membuat saya lebih mengerti tentang pelajaran fisika. Kelas 1 dan 2 SMA nilai saya cukup bagus dan nilai mata pelajaran fisika selalu memuaskan. Fisika menjadi mata pelajaran yang selalu saya tunggu. Namun di kelas 3 SMA guru fisika diganti, memang guru ini pandai namun saya tidak mampu menangkap apa beliau ajarkan, akhirnya nilai fisika saya merosot drastis. Momen ini nantinya turut memotivasi saya untuk dapat menjadi “guru yang pas” bagi siswa – siswa saya.

 

Saat lulus SMA saya memberanikan diri mendaftar UMPTN dengan memilih jurusan teknik elektro dan fisika mipa di ITS. Salah satu perguruan tinggi bonavid di Surabaya. Takdirku ternyata ada di pilihan kedua yaitu fisika mipa. Di jurusan fisika ini juga saya bertemu wanita yang sekarang menjadi istri saya dan sama – sama berkarir menjadi guru IPA. Kuliah di jurusan fisika membuat saya mendalami ilmu fisika dengan lebih baik, melakukan percobaan – percobaan sebagai pemahaman konsep fisika dan serta kegiatan – kegiatan lain yang cukup memuaskan rasa penasaran saya di pelajaran fisika saat SMA. Di semester akhir saya iseng – iseng bekerja di sebuah Lembaga bimbingan belajar privat dimana saya mendapat tugas mengajar seorang anak bernama Andrew yang hyperaktif. Itulah pengalaman pertama saya mengajar meski hanya secara privat. Saya lulus dalam waktu 4,5 tahun dengan IPK 2,95

Setelah lulus kuliah tahun 2004 dan dipaksa keadaan untuk “berpisah” dengan calon istri yang memutuskan pulang kampung ke madura (yang kemudian menjadi guru dan diangkat PNS 1 tahun kemudian) sedangkan saya mengejar mimpi bekerja di Surabaya. Pada periode 2004 – 2008 saya saya bekerja di 3 perusahaan yaitu astra grup, lippo grup dan perusahaan leasing. Gaji saya juga lumayan, ya bisalah untuk mulai mencicil sebuah motor hehe.. pada tahun 2006 saya memberanikan diri menikah. Namun karena istri saya sudah menjadi guru PNS di Madura dan saya bekerja di Surabaya maka saya menjalani pernikahan jarak jauh. Sabtu siang pulang ke madura, minggu pagi balik lagi ke Surabaya.

Tahun 2008 adalah tahun yang membalikkan kehidupan saya. Ditahun ini saya dikaruniai anak pertama dan di tahun yang sama di usia anak yang masih sangat kecil istri saya hamil lagi, kondisi itu juga bertepatan dengan ibu mertua jatuh sakit sehingga memerlukan perawatan intensif. Sedangkan istri saya adalah anak satu – satunya yang tinggal bersama orang tua maka otomatis istri saya merawat 3 orang sekaligus, anak yang masih kecil, ibu yang sakit dan diri sendiri yang sedang hamil. .. saat itu saya kalut memikirkan kondisi istri yang sendirian di rumah. Jika biasanya saya seminggu sekali pulang maka sejak hari itu saya pulang hampir setiap hari. Pukul 9 malam sampai rumah pukul 4 pagi berangkat lagi. Kondisi itu membuat tubuh saya drop dan performa kerja pun merosot tajam. Kondisi ini kemudian memaksa saya membuat keputusan besar dalam hidup yaitu resign dari pekerjaan dan pulang kampung ke madura walau saya tidak tahu akan kerja apa di madura saat itu. Niat saya hanya menemani anak istri dan merawat ibu mertua. Saya yakin dengan niat yang baik ini Allah akan membantu saya

 

Setelah memutuskan pulang kampung saya mulai mencari pekerjaan dan dengan saran istri saya mendaftar menjadi guru honorer di sekolah-sekolah di sampang, termasuk di SMPN 3 Jrengik tempat saya sekarang mengabdi namun tanpa adanya pengalaman dan koneksi hanya penolakan yang saya dapat. Hingga pada suatu hari saya diajak teman istri untuk membantu mengajar di MA darul muttaqin di desa lomaer kab. bangkalan dan mengajar mata pelajaran fisika. Disitulah pengalaman mengajar saya dimulai dan di sekolah itu juga merasakan berdiri dan berbicara di depan siswa. Jujur berbicara di depan siswa dan mengajar adalah pengalaman yang sangat berat, saya sudah terbiasa presentasi di depan teman karyawan lain namun mengajar adalah hal yang sangat – sangat berbeda. Keringat dingin, lidah kelu dan kagok adalah kesan pertama saya di hari pertama mengajar. Beberapa hari setelah mengajar  saya diminta membantu mengajar juga di 3 lembaga lain yaitu SMP Ijadul himam, SMA Nahdatul athfal dan MTS al jauhari. Dari mengajar 4 lembaga dan full selama 6 hari saya hanya mendapat gaji sekitar 235rb. Saya sempat syok dengan keadaan ini dari gaji sekitar 2 – 3 juta di Surabaya menjadi hanya 235 rb. Namun hal ini tetap berusaha saya syukuri, Bagi saya saat itu uang memang penting tapi pengalaman jauh lebih penting. Dan jika tidak dapat imbalan dari manusia yakinlah bahwa Allah telah menyiapkan imbalan yang jauh lebih baik. Dari sekolah – sekolah tersebut pengalaman mengajar saya terasah dan saya menjadi tersadar kondisi anak – anak sekolah yang bahkan tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Sekolah tanpa seragam, tanpa sepatu, siswa jarang masuk, siswa yang tidak bisa membaca dll. Hal yang tidak pernah saya temui sepanjang hidup. Dari sini motivasi saya untuk berperan di masyarakat dengan mengabdi sebagai guru mulai tumbuh. Saya bertekad menyumbangkan ilmu saya kepada anak – anak ini.

5 bulan saya menjadi guru saya mendapat berkah yang luar biasa dari Allah. Akhir 2008 ada tes PNS guru dan saya diterima menjadi guru PNS dan ditempatkan SMPN 3 Jrengik Kab. Sampang sekolah yang sempat menolak saya menjadi GTT. Saya jadi teringat saat pertama kali memutuskan resign dari perusahaan di surabaya. Inilah jawaban dari Allah atas niat baik saya pulang kampung menemani anak istri, dan sejak itu saya bertekad untuk menjadi guru yang lebih baik lagi. Diterima menjadi PNS juga berarti saya harus berpisah dengan siswa – siswa di 4 lembaga yang saya ajar sebelumnya. Ketika saya berpamitan beberapa siswa menangis dari situ saya sadar besarnya peran guru bagi semangat sekolah mereka, mereka mengatakan suka saya mengajar di sekolah mereka karena saya selalu masuk saat ada jam mengajar dan selalu memjelaskan materi dan jarang diminta mencatat. Perkataan yang membuat saya cukup terhenyak. Ternyata itu yang dibutuhkan siswa. Kehadiran guru di kelas dan berinteraksi dengan mereka. Pernyataan ini yang cukup memotivasi saya menjadi guru yang lebih baik lagi

Awal 2009 Saya mulai bertugas di SMPN 3 Jrengik. Yang pada saat itu adalah sekolah baru. Saya masuk saat semester genap tahun 2008 – 2009 baru dimulai. Saat itu kepala sekolah mengatakan bahwa beliau sudah mengetahui bahwa saya adalah lulusan ITS dan beliau menaruh harapan besar ke saya untuk membantu membesarkan nama SMPN 3 Jrengik. Dan di semester tersebut saya diberi tugas sebagai urusan kurikulum serta diberi tugas tambahan menyiapkan siswa mengikuti olimpiade sains nasional. Hal yang tentunya saat asing bagi saya, namun setelah belajar ke sekolah lain dan browsing di internet akhirnya saya mampu mengemban tugas yang diberikan ke saya dengan baik.

Tahun – tahun pertama menjadi guru sangat berat bagi saya, factor budaya dan bahasa benar – benar menghambat saya namun sedikit demi sedikit saya belajar budaya dan bahasa madura serta motivasi saya di masa sekolah bahwa siswa akan tertarik pada suatu pelajaran jika “menemukan guru yang pas” serta motivasi pernyataan siswa di sekolah sebelumnya bahwa “disiplin mengajar dan berinteraksi dengan siswa” adalah hal yang sangat vital mampu membantu saya untuk belajar menjadi guru yang lebih baik lagi dan lagi

Dan sekarang tahun 2021 atau 12 tahun semenjak saya menjadi guru saya sudah pernah menjadi urusan kurikulum dan kesiswaan, menjadi proctor ujian nasional, operator ujian sekolah serta meraih beberapa capaian yang cukup membanggakan setidaknya bagi saya pribadi antara lain menjadi juara Olimpiade guru Nasional tk Kabupaten. Memperoleh nilai tinggi di Ujian Kompetensi Guru yang mengantarkan saya menjadi Instruktur Nasional Guru Pembelajar dan berkesempatan mengikuti diklat – diklat tingkat nasional dan juga mengantarkan saya menjadi peserta PLPG lewat jalur nilai UKG. Saya juga pernah menghantarkan siswa menjadi juara OSN maple IPA tingkat kabupaten.

Namun tidak ada prestasi yang lebih membanggakan bagi seorang guru selain melihat siswa – siswa saya menjadi orang sukses di masa depannya dan melihat ilmu yang saya berikan bermanfaat bagi mereka di kehidupan bermasyarakat dan itulah yang menjadi passion saya sekarang. Menjadi guru yang dapat memberikan manfaat bagi siswa – siswa saya. Anak – anak saya..

Senin, 09 Agustus 2021

PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMPN 3 JRENGIK

 Tahun pelajaran 2021 - 2022 telah dimulai pada tanggal 12 Juli 2021


Perangkat pembelajaran IPA dapat di download pada link berikut :


KELAS 8 ; KELAS 9


RPP KELAS 8 ; RPP KELAS 9