Rabu, 25 Desember 2024

Mengkritisi Kebijakan Guru Tidak Libur Saat Semesteran

Sebagai guru, saya merasa kebijakan tidak meliburkan guru saat libur semester kurang tepat. Ada beberapa alasan penting mengapa kebijakan ini perlu dipertimbangkan ulang:

1. Guru Tanpa Siswa di Sekolah Tidak Efektif

Tugas utama guru adalah mendidik siswa. Jika siswa tidak ada di sekolah, keberadaan guru menjadi kurang bermanfaat. Waktu ini justru bisa digunakan untuk hal lebih produktif seperti istirahat atau persiapan materi baru.

2. Libur Semester = “Cuti Tahunan” Guru

Berbeda dengan ASN lainnya yang punya hak cuti tahunan, guru tidak bisa dengan mudah mengajukan cuti saat sekolah aktif karena siswa akan terbengkalai. Libur semester adalah waktu ideal untuk istirahat bagi guru.

3. Waktu untuk Recharge Energi

Mengajar selama satu semester penuh membutuhkan banyak tenaga dan fokus. Libur semester adalah momen bagi guru untuk memulihkan energi dan siap menghadapi semester berikutnya. Tanpa libur, guru bisa lelah secara mental dan fisik, yang tentu berdampak pada kualitas pengajaran.

Kebijakan ini perlu dipertimbangkan ulang. Memberi waktu libur bagi guru bukan sekadar hak, tapi juga investasi untuk pendidikan yang lebih baik. Guru yang segar dan siap tentu akan lebih maksimal dalam mendidik siswa.





Minggu, 10 November 2024

Menolak Kembali Diberlakukannya Ujian Nasional: Kenapa Ujian Sekolah Lebih Tepat

Polemik seputar kembalinya Ujian Nasional (UN) terus mengundang perdebatan, terutama bagi pendidik, siswa, dan orang tua. Sebagai seorang guru, saya ingin menyuarakan ketidaksetujuan saya terhadap rencana diberlakukannya kembali UN sebagai penentu kelulusan. Saya lebih setuju dengan pendekatan yang menempatkan tanggung jawab ujian kelulusan di tangan sekolah, ditambah dengan sejumlah soal "titipan" pemerintah yang mengacu pada standar pendidikan nasional. 

Mengapa demikian ? Begini ... 

Ujian Nasional, yang sempat dihentikan, selalu menjadi momok besar dalam dunia pendidikan kita. Meskipun bertujuan untuk standarisasi, pelaksanaannya membawa tekanan yang besar bagi siswa. Para murid sering dipaksa untuk mengejar materi yang luas dalam waktu singkat, mengabaikan proses pembelajaran yang bermakna. Fokus pada nilai akhir membuat pengajaran cenderung berorientasi pada hafalan, bukan pada pemahaman yang mendalam.

Di sisi lain, kembalinya UN dapat memunculkan ketimpangan pendidikan yang kian lebar. Sekolah-sekolah di daerah terpencil yang memiliki keterbatasan fasilitas dan sumber daya akan semakin sulit bersaing dengan sekolah-sekolah unggulan di kota besar. Standar yang seragam, tanpa mempertimbangkan kesenjangan ini, hanya akan memperburuk ketidakadilan dalam sistem pendidikan kita.

Mengapa Ujian Sekolah Lebih Relevan?

Ujian sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk mengevaluasi siswa berdasarkan kemampuan dan kondisi yang lebih sesuai dengan lingkungan belajar mereka. Guru yang setiap hari berinteraksi dengan siswa tentu lebih memahami kemampuan mereka dibandingkan pihak eksternal. Dengan demikian, penilaian yang diberikan akan lebih mencerminkan kompetensi riil yang dimiliki oleh siswa.

Namun, kita tetap membutuhkan standar pendidikan nasional. Oleh karena itu, saya mendukung adanya soal "titipan" dari pemerintah yang mengacu pada standar tersebut. Ini memastikan bahwa siswa dari Sabang hingga Merauke memiliki pemahaman minimal yang seragam pada bidang-bidang penting, tetapi tetap memberikan fleksibilitas kepada sekolah untuk menilai secara komprehensif sesuai kondisi mereka.

Ujian Kelulusan yang Adil dan Berkualitas

Dengan kombinasi ujian sekolah dan soal standar dari pemerintah, evaluasi terhadap siswa menjadi lebih berimbang. Soal "titipan" ini berfungsi sebagai tolok ukur nasional, sementara ujian yang disusun oleh guru di sekolah dapat menilai aspek yang lebih luas, termasuk keterampilan berpikir kritis dan pemahaman kontekstual. Pendekatan ini mendukung proses belajar-mengajar yang tidak hanya mengejar nilai, tetapi juga memprioritaskan pembentukan karakter dan kompetensi abad ke-21.

Selain itu, pendekatan ini bisa memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam menyusun strategi pengajaran, karena penilaian tidak semata-mata berdasarkan hasil UN yang menakutkan. Pendidikan seharusnya membekali siswa dengan keterampilan hidup, bukan sekadar kemampuan menghafal materi demi lulus ujian.

Menata Pendidikan yang Lebih Manusiawi

Pendidikan bukan hanya soal nilai, tetapi juga soal proses yang menghargai perbedaan dan keunikan setiap anak. UN dalam format lamanya tidak mampu menangkap keberagaman ini. Dengan mengandalkan ujian sekolah, kita dapat merancang evaluasi yang lebih manusiawi dan relevan, menyiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di dunia nyata.

Maka, mari kita pikirkan kembali rencana kembalinya Ujian Nasional. Daripada kembali ke sistem yang membatasi, marilah kita melangkah maju dengan sistem evaluasi yang lebih adil, fleksibel, dan tetap terstandarisasi. Ujian sekolah dengan soal "titipan" dari pemerintah adalah jalan tengah yang lebih baik demi masa depan pendidikan Indonesia yang berkualitas dan inklusif.


Artikel diatas ditulis dengan bantuan AI




Achsin Bawono

Bukan guru penggerak namun selalu bergerak




Minggu, 30 Juni 2024

Pengembangan diri di bulan Juni

 Di tengah kesibukan pengisian raport, persiapan purnawiyata, dan awal liburan, saya menyempatkan diri untuk mengikuti dua kegiatan online yang saya anggap sangat penting untuk peningkatan kompetensi. Kedua kegiatan tersebut adalah:

1. Bimtek Nasional: “Strategi Pengembangan Laboratorium Sekolah/Madrasah”

   - Kegiatan ini memberikan wawasan dan keterampilan yang berharga dalam mengelola dan mengembangkan laboratorium sekolah/madrasah. Materi yang disampaikan mencakup analisis SWOT, pengembangan administrasi laboratorium, dan penyusunan Prosedur Operasi Standar (POS) untuk memastikan laboratorium berfungsi secara optimal.

Laporan kegiatan dapat dilihat DISINI

2. Pemanfaatan Google Form untuk Media Pembelajaran dan Asesmen

   - Dalam kegiatan ini, saya belajar tentang berbagai fitur Google Form yang dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran yang interaktif dan melakukan asesmen secara efisien. Materi meliputi pengenalan fitur, cara akses, jenis pertanyaan, kolaborasi, dan berbagai teknik lanjutan untuk memaksimalkan penggunaan Google Form dalam kegiatan belajar mengajar.

Laporan kegiatan dapat dilihat DISINI

Mengikuti kedua kegiatan ini di sela-sela kesibukan memberikan saya pengetahuan dan keterampilan baru yang sangat berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.




Kamis, 30 Mei 2024

Pengembangan Diri Bulan Mei

Ditengah hiruk pikuk kesibukan di sekolah menjelang akhir semester saya menyempatkan diri mengikuti kegiatan pelatihang daring yang saya anggap menarik yaitu :

1. Membuat Media Pembelajaran Interaktif di Era Kurikulum Merdeka Menggunakan Canva AI

Rekaman Dokumentasi kegiatan dapat dilihat DISINI

2. Inovasi Pembelajaran Masa Kini Melalui Pemanfaatan Teknologi Artificial Intelligence

Rekaman Dokumentasi kegiatan dapat dilihat DISINI

Saya juga berkesempatan untuk berbagi praktik baik bersama 2 rekan di kegiatan Pendampingan Berbagi Praktik Pelatihan TIK yang diadakan oleh Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur. Kegiatan dilaksanakan di SMPN 1 Sampang.

Rekaman Dokumentasi kegiatan dapat dilihat DISINI

Kegiatan berikutnya yang saya lakukan hadir di kegiatan MGMP IPA Bulan Mei yang dilaksanakan di SMPN 1 Camplong. 

Rekaman Dokumentasi kegiatan dapat dilihat DISINI



Rabu, 15 Mei 2024

BERBAGI PRAKTIK BAIK PEMANFAATAN TIK

 BERBAGI PRAKTIK BAIK PEMANFAATAN TIK

Hari ini saya mendapat pengalaman luar biasa saat mengikuti kegiatan Pendampingan Berbagi Praktik Pelatihan TIK yang diadakan oleh Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur.

Bersama dua rekan hebat, Deo Akbar (Kepala Sekolah SMP Islam An Nur) dan Marzuki Fadli (Guru SMP Islam Al Kholiliyah), saya mendapat kesempatan berharga untuk menularkan ilmu dan pengalaman kami dalam pemanfaatan TIK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak yang bergerak di bidang pendidikan, seperti Himpaudi, IGTKI, KKG, K3S, dan Komunitas Pengawas/Penilik.

Pada kesempatan ini, saya fokus pada pengenalan pemanfaatan TIK dan berbagai perangkat teknologinya. Saya ingin membuka wawasan para peserta tentang bagaimana TIK dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam proses belajar mengajar.

Sementara itu, kedua rekan saya berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pemanfaatan Google Workspace for Education. Mereka menunjukkan bagaimana platform ini dapat membantu guru dan siswa dalam berbagai aktivitas pembelajaran, seperti kolaborasi, komunikasi, dan penyimpanan data.

Para peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru tentang pemanfaatan TIK, tetapi mereka juga dapat meningkatkan keterampilan dalam menggunakan perangkat TIK. Selain itu, mereka mendapatkan inspirasi dan ide baru untuk menerapkan TIK dalam pembelajaran di sekolah masing-masing.

Pelatihan TIK ini menjadi wadah yang bermanfaat bagi para guru untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan mereka dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Saya harap acara ini dapat terus diadakan untuk membantu para guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia.




Selasa, 30 April 2024

Pengembangan Diri Bulan April

Bulan April ini saya hanya mengikuti 1 kegiatan pengembangan diri mengingat bertepatan dengan akhir ramadhan, libur lebaran dan disambut langsung dengan Ujian Tulis untuk siswa kelas 9. Kegiatannya berjudul : Bimtek Pengembangan Kompetensi Kepala Laboratorium

Dokumentasi Pengembangan Diri Dapat Dilihat DISINI



Minggu, 31 Maret 2024

Pengembangan Diri Di Bulan Ramadhan

Bulan Maret ini saya sebenarnya disibukkan dengan kegiatan Penilaian Akhir Tahun (PAT) bagi siswa.kelas 9, serta Ujian Praktek yang juga bertepatan dengan puasa bulan romadhon. Namun upaya mengembangkan kompetensi tidak boleh berhenti. Bulan ini saya hanya.mengikuti 2 kegiatan yaitu :

1. Pemanfaatan gemini AI dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka

Tren pembelajaran menggunakan AI sedang melanda dunia pendidikan. Google pun telah meluncurkan produk AI bernama gemini yang dapat digunakan untuk membantu pembelajaran.
Rekaman Dokumentasi kegiatan dapat dilihat DISINI

2. MGMP IPA secara daring yang mengambil tema Notulen Webinar Berbagi Praktik Baik: Pembelajaran Metode 4P Integrasi IT dengan Fasilitasi Fersiching
Rekaman Dokumentasi kegiatan dapat dilihat DISINI






Kamis, 29 Februari 2024

Pengembangan diri di bulan Februari

Di bulan Februari ini kegiatan pengembangan diri yang saya lakukan tidak hanya untuk  memenuhi bukti RHK (Rencana Hasil Kerja) dalam e-kinerja melalui PMM namun juga sebagai sarana untuk mempelajari dan meningkatkan kompetensi saya sebagai guru.

Berikut adalah pengembangan diri yang saya lakukan di bulan ini

1. Bimbingan Teknis Persiapan Pelaksanaan Pengelolaan Kinerja di PMM, 

Seiring dengan tuntutan zaman dan perkembangan pendidikan, penting bagi para pendidik untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja di lembaga pendidikan. Dalam rangka untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran, pendidik perlu memahami konsep dan teknik efektif dalam pengelolaan kinerja. E-kinerja melalui PMM adalah hal baru yang harus dipahami para guru termasuk saya. Oleh karena itu, saya mengikuti kegiatan 'Bimbingan Teknis Persiapan Pelaksanaan Pengelolaan Kinerja di PMM' agar lebih memahami seluk beluk pengelolaan kinerja melalui PMM

Rekaman dokumentasi kegiatan dapat dilihat DISINI

2. Diklat Inovasi Pembelajaran Asyik menggunakan Animasi Pembelajaran.

Pendidikan adalah kunci untuk menciptakan generasi yang kompeten dan inovatif. Dalam era digital seperti saat ini, penggunaan teknologi dalam pembelajaran menjadi semakin penting. Salah satu metode yang menarik adalah penggunaan animasi pembelajaran, yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa dan meningkatkan pemahaman konsep-konsep yang sulit. Dalam rangka untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran, saya mengikuti diklat online dengan judul 'Inovasi Pembelajaran Asyik Menggunakan Animasi Pembelajaran'.

Rekaman dokumentasi kegiatan dapat dilihat DISINI

3. MGMP IPA Bulan Februari

MGMP Dibulan februari masih membajas tentang pengelolaan kinerja melalui PMM serta praktik baik pembelajaran

Rekaman dokumentasi kegiatan dapat dilihat DISINI





Jumat, 02 Februari 2024

E-Kinerja: Jangan Terjebak ketakutan, Fokus pada Esensi

Peluncuran E-Kinerja melalui PMM oleh Kemdikbudristek di awal Januari 2024 bagaikan badai yang menggemparkan dunia guru di seluruh Indonesia. Guru-guru disibukkan dengan berbagai kegiatan terkait E-Kinerja, mulai dari berburu sertifikat dengan mengikuti webinar, seminar, dan diklat online hingga terkesan mengabaikan siswa. Fenomena apa ini?

Fenomena ini, menurut saya, merupakan bentuk kehebohan berlebihan (atau bisa dibilang lebay) yang melanda para guru (termasuk saya) dalam menyikapi E-Kinerja. Padahal, E-Kinerja melalui PMM hadir untuk menyederhanakan administrasi dan menilai kinerja guru dengan lebih tepat sasaran. Poin-poin penilaiannya pun jelas dan sangat relevan dengan tugas guru.

Fokus pada Esensi, Hindari Kesalahpahaman:

  • Di Rencana Hasil Kerja (RHK) Poin terpenting adalah penilaian pembelajaran guru di kelas, fokuslah di poin ini karena yang dinilai oleh kepala sekolah adalah poin ini. Dan bukankah sekarang guru hanya diminta fokus ke satu hal saja ? bukan 14 poin seperti pada penilaian sebelumnya ?
  • Peningkatan kompetensi guru hanya membutuhkan 32 poin, Hal yang sebenarnya dapat dengan mudah dicapai dengan mengikuti MGMP dan belajar mandiri di Platform Merdeka Mengajar (PMM), dan yang sering dilupakan poin ini TIDAK DINILAI dan hanya dipertimbangkan.
  • Poin tugas tambahan (wali kelas, piket, wakasek, dll) merupakan bagian dari keseharian guru. Sesuatu yang seharusnya kita sudah terbiasa dengannya
  • Poin observasi juga merupakan kegiatan rutin guru.

Lalu, apa yang dihebohkan?

Menurut saya, kehebohan ini terjadi karena E-Kinerja adalah sesuatu yang baru dan banyak guru yang salah memahaminya. Guru terfokus pada poin peningkatan kompetensi dengan mengikuti diklat dan webinar, padahal poin tersebut tidak dinilai, melainkan hanya dipertimbangkan. Poin utama justru terletak pada observasi di kelas, di mana kepala sekolah akan menilai kegiatan pembelajaran guru.

Mari Lakukan Literasi yang Benar:

Jika guru melakukan literasi yang benar tentang aturan E-Kinerja, maka fokusnya akan tertuju pada peningkatan kemampuan diri dalam melayani siswa di kelas. Hal ini sejalan dengan tujuan utama kurikulum merdeka, yaitu pembelajaran yang berpihak kepada siswa.

E-Kinerja bukan monster yang harus ditakuti, melainkan alat bantu untuk meningkatkan kinerja guru dan mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Mari kita sebagai guru hindari ketakutan yang berlebihan dan fokus pada esensi E-Kinerja.


Hanya pendapat pribadi, bagi yang setuju silahkan yang tidak sependapat juga monggo


Pak Jenggot

Bukan Guru Penggerak, hanya guru biasa dari pinggiran madura




Rabu, 31 Januari 2024

Pengembangan Diri di Bulan Januari 2024

Januari 2024 menjadi bulan penuh dengan petualangan baru bagi para guru, termasuk saya. Kebijakan e-kinerja melalui platform Merdeka Mengajar membawa perubahan signifikan dalam sistem administrasi dan penilaian kinerja. Di satu sisi, kebijakan ini membantu mengotomatisasi tugas-tugas guru, namun di sisi lain, membutuhkan waktu dan adaptasi untuk memahaminya.

Di tengah kesibukan mengurus e-kinerja, saya masih menyempatkan diri mengikuti dua kegiatan pengembangan diri yang bermanfaat:

1. Diklat Online: "Penyusunan Administrasi Guru Serba Otomatis Menggunakan Teknologi Artificial Intelligence"

Diklat ini membuka wawasan saya tentang bagaimana teknologi AI dapat membantu guru dalam menyusun administrasi dengan lebih mudah dan efisien. Materi yang disampaikan sangat aplikatif dan membantu saya dalam menyelesaikan tugas-tugas administratif dengan lebih cepat dan akurat.

Resume kegiatan dapat dilihat DISINI

2. MGMP IPA

Musyawarah Guru Mata Pelajaran IPA (MGMP IPA) merupakan wadah bagi para guru IPA untuk saling berbagi ide dan pengalaman dalam mengajar. Dalam pertemuan MGMP IPA bulan Januari, kami membahas tentang strategi pembelajaran inovatif dan berbagi praktik baik dalam penerapannya di kelas.

Resume kegiatan dapat dilihat DISINI

Meskipun kesibukan e-kinerja cukup menyita waktu, saya bersyukur masih bisa mengikuti dua kegiatan bermanfaat ini. Kedua kegiatan tersebut memberikan saya pengetahuan dan pengalaman baru yang dapat saya terapkan dalam mengajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.